Beretika dalam Mencela
Mumpung lagi rame bahas GNOME yang katanya jelek dan berat, saya ikut nyemplung aja mumpung ada kesempatan dalam kerusuhan. Kenapa? Biar ikut-ikutan dapet traffic, udah gitu aja
Setelah membaca tulisan teman saya yang tidak beretika di sini, saya jadi termenung bahwa dulu saat masa-masa jadi anak layangan, saya juga dulu suka mencela tanpa solusi untuk hal-hal remeh, bahkan sampai saat ini, seperti mencela pengendara yang ugal-ugalan di jalan, atau orang yang nyebrang jalan tidak di tempatnya padahal sekitarnya ada tempat untuk menyebrang.
Keadaan sedikit berubah, kebiasaan saya mencela membuahkan hasil dan saya dibayar untuk mencela selama 4 tahun. Ya, saya memiliki pengalaman sebagai tim pencela di sebuah perusahaan pengembang perangkat lunak selama 4 tahun. Skill mencela saya cukup tajam, bahkan ketika tidak ada bahan untuk dicela, saya bisa menemukan hal yang bisa saya cela.
Sebenarnya, mencela itu bisa menjadi hal yang positif kalau kita paham caranya dan memiliki energi positif untuk mengubah apa yang kita cela menjadi hal yang lebih baik.
Ikut Perbaiki
Ini adalah tingkatan paling tinggi dalam mencela, demi kebaikan bersama alangkah indahnya kita ikut memperbaiki apa kejelekan yang kita temukan, bisa dengan membantu untuk menulis kode program, misalnya. Tapi 4 tahun waktu itu saya tidak punya hak untuk ikut-ikutan nulis kode di produk yang kami buat.
Bagaimana saya ikut memperbaiki keadaan jalanan yang ruwet? Ya saya berkendara dengan lebih tertib, berjalan kaki di tempat sebagaimana mestinya, saya membuat lingkungan yang lebih baik yang mungkin harapannya orang lain bisa mengikuti untuk lebih baik. Tapi sayangnya saya masih malas kalau urusan beres-beres rumah.
Komunikasi Langsung Kepada Siapa yang Dicela / Pemilik yang Dicela
Saat saya mencela produk yang dikerjakan oleh teman saya yang developer, saya langsung membuat laporan tentang kejelekan yang saya temukan, agar teman saya yang developer punya kerjaan untuk memperbaikinya, agar saya tetap gajian.
Dan saya juga pernah bilang ke orang Yayasan GNOME kalau Desktop Environment mereka (GNOME v3) tidak lebih baik dari GNOME 2 yang legendaris, saya juga memberikan alasan kenapa saya mengatakan seperti itu yang kalau saya uraikan bisa sangat panjang. Tapi, pada akhirnya saya bilang kalau saya pemakai GNOME dan akan mempromosikan GNOME kepada komunitas (kecuali orang yang saya promosikan punya hardware yang tidak mumpuni untuk menjalankan GNOME), dan kami saling menghargai.
Bagaimana saya berkomunikasi dengan pengguna jalan yang ugal-ugalan? Pejalan kaki yang serampangan? Klakson yang panjang adalah cara saya berkomunikasi demi mengingatkan mereka kalau “your driving skill is suck!”.
Dengan cara seperti ini, celaan menjadi kritik positif.
Mending Diam, Nanti dibilang Tidak Beretika
Kalau sekiranya saya tidak bisa berbuat apa-apa, saya akan diam. Kalau sudah terlanjur mencela, saya akan memohon maaf dan beristighfar, dan kalau terlanjur keceplosan dan saya tidak berbuat apa-apa, selalu ada saja yang menegur dan mengingatkan, sebelum orang lain bilang kalau saya tidak beretika
Karena nyatanya, kehidupan tidak sesederhana apa yang kita pikirkan.
GNOME berat? Iya, kamu tak akan sanggup, biar aku saja. GNOME jelek? Ah, perasaanmu saja.
Comments