Tips Sebelum Install Linux [Part -1]
Banyak sekali distro linux bisa kita coba, dari mulai RedHat, Debian, Slackware, Ubuntu, Arch dan masih banyak pula distro lainnya. Pernah kebingungan pilih distro? Saya pernah, sering, bahkan sekarang pun masih merasa bingung pilih distro karena kurang cocok dengan distro sekarang. Apa saja parameternya?
Pilih Distro Menurut Desktop Environment
Desktop Environment memang sudah menjadi hal yang umum dalam paket instalasi distro linux, karena banyak pengguna yang membutuhkan antar-muka untuk pekerjaannya sehari-hari. Disini saya tidak akan membahas Window Manager, karena Window Manager dan Desktop Environment adalah hal yang berbeda.
Desktop Environment yang pertama kali diperkenalkan tahun 1999 ini adalah salah satu favorit saya, karena memiliki tampilan yang minimalis, efek animasi yang halus dan tidak memakan banyak hardware resource. Berikut distro yang saya rekomendasikan untuk DE gnome:
- Fedora. Distro turunan RedHat ini sudah memakai gnome sebagai DE utama, yang saya tahu setiap rilis terbaru fedora selalu menyertakan gnome versi terbaru pula.
- Debian. Debian merupakan pengguna setia gnome bahkan sejak sebelum Gnome 3 diperkenalkan.
- Ubuntu GNOME. Merupakan derivative atau turunan dari Ubuntu yang memiliki komunitas yang cukup besar dan bisa dibilang paling besar.
KDE atau K Desktop Environment merupakan desktop yang sangat mudah digunakan, apalagi untuk pengguna yang baru saja mengenal linux atau pindah ke linux. KDE cukup stabil dan ringan dalam konsumsi hardware resource. Apa saja distro untuk KDE?
- openSUSE. Versi gratis dari SUSE ini membawa paket KDE sebagai default DE untuk antarmuka, distro ini juga dikenal stabil dalam penggunaan sehari-hari. openSUSE juga menyertakan Gnome sebagai Desktop Environment.
- Linux Mint KDE. Distro yang sangat mudah digunakan dan memiliki paket installasi yang cukup lengkap untuk pengolah multimedia, sehingga pengguna tidak perlu lagi menginstall codec untuk memutar file MP3 atau MKV.
- Kubuntu. Derivative project Ubuntu yang lain, tidak banyak berbeda dengan fitur bawaan Ubuntu, hanya saja ini KDE.
xfce (dibaca x-face) adalah Desktop Environment yang ringan dan stabil, bahkan berjalan mulus dengan RAM 256 MB dengan penggunaan idle tidak lebih dari 200 MB, DE ini cocok untuk komputer lama yang sudah mulai kehabisan nafas untuk tampilan modern. Tapi jangan khawatir, xfce tetap tampil manis meski tidak memakan banyak hardware resource dari dua DE yang sudah saya bahas.
- Xubuntu. Lagi-lagi project turunan Ubuntu.
- Linux Mint xfce. Linux Mint juga memiliki varian xfce dalam setiap rilisnya.
- Ubuntu Studio. Entah kenapa saya menyertakan distro ini, tapi distro ini selain menggunakan xfce sebagai DE dasar, distro ini juga memiliki banyak paket pengolah multimedia.
Desktop Environment super ringan dengan Openbox sebagai Window Manager-nya mengalahkan xfce dalam hal adu penggunaan RAM, DE ini memang dikhususkan untuk komputer fakir RAM. Walaupun ringan, LXDE tetap cantik dan nyaman digunakan.
- Lubuntu. Ya, distro derivative dari Ubuntu lagi. Kenapa? Karena Lubuntu adalah salah satu distro yang berhasil membuat LXDE tampil sangat cantik.
- Knoppix. Knoppix adalah bootable CD yang memiliki banyak aplikasi dan driver bawaan.
Sudah, itu saja dulu. Kalau misal berniat install Desktop Environment lain, silakan install sendiri sesuai dengan prosedur yang digunakan oleh masing-masing distro.
Tetap semangat dan tetap produktif!