Rasanya Ngantor (Remote) dari Rumah
Saya adalah orang yang tumbuh di keluarga yang masih menganggap bahwa kerja itu harus pergi ke kantor, karena ayah saya adalah PNS (sudah pensiun tapi). Awal saya bekerja di industri digital saya membuat beberapa kejutan dengan banyaknya foto-foto di kantor yang kebanyakan orangnya kerja cuma pake kaos oblong dan kadang sarungan, tentu ibu saya heran setelah adik saya memperlihatkan foto saya yang saya unggah ke facebook kepada beliau. Saat mudik lebaran, saya jelaskan keadaan kantor yang sebenarnya, dan saya juga jelaskan bahwa boss besar di kantor kalau kerja ya pake celana pendek, yang lain ada yang pake sendal jepit, bahkan mas To’ox pernah pake seragam pemadam kebakaran.
Setelah saya pindah ke sebuah startup, saya punya kesempatan untuk kerja remote, dari rumah, dari kampus, atau dari kampung, walau kebijakan itu tergantung dari tim lead nya sendiri, dan saat itu juga saya belum merasakan manfaat apa-apa buat kerja remote.
Beruntung saya kerja di startup yang memang memperbolehkan untuk kerja dari mana saja, asal kasih kabar dan request form untuk kerja dari rumah, yang disebut dengan ‘Working From Home Request’, biar tertib administrasi dan tetap disiplin. Manfaat dari bisa kerja remote dari rumah baru bisa saya rasakan setelah menikah dan tinggal di rumah, karena kalau masih ngekos namanya kerja remote dari kosan. Mungkin akan sedikit saya ulas bagaimana enak dan tidak enaknya selama saya mengambil jatah kerja dari rumah.
1. Bisa Lebih Dekat dengan Keluarga
Beberapa kali saya kerja remote dengan alasan keluarga, misal saat harus menemani (waktu itu masih calon) Adik ipar beserta keluarga dirawat di rumah sakit, hingga saatnya setelah menikah saya bisa rawat istri kalau istri saya sedang kurang sehat. Karena keluarga adalah yang utama. Happy family happy employee, begitu kata mas AB1 di kantor.
2. Bisa Show Off
Ini sebenarnya gak penting amat sih, tapi setidaknya kita bisa kelihatan keren di mata saudara atau teman, di mana saja bisa tetap kerja, berkarya dan tetep digaji. Tidak jarang teman-teman atau keluarga yang kebetulan melihat saya kerja tapi tidak di kantor sedikit terpesona nyata lihat saya kerja dari mana saja. Sempat istri cerita kalau dulu Ayah mertua (Alm.) pengen belajar pemrograman karena lihat saya bisa kerja tanpa harus ke kantor.
3. Getting Sh*t Done, Together
Maksudnya begini, saya pernah harus pulang kampung dan ngurus-ngurus dokumen untuk syarat nikah, mau gak mau saya harus pulang dan tetap di sana saat hari kerja, pilihan kerja remote adalah yang terbaik karena jatah cuti saya yang memang sudah menipis. Saya kerja bisa dari mana saja, bisa dari kantor KUA sambil menunggu petugasnya input data, atau sambil antri di Bank untuk bayar biaya administrasi dan sebagainya. Jadi saya bisa menyelesaikan beberapa hal sekaligus.
Dari beberapa kelebihan pasti ada kekurangan, iya kan? Begini kekurangannya kerja remote dari rumah.
1. Distraksi yang Lebih Banyak
Kerja dari rumah atau kerja remote dari mana saja memang terlihat indah, tapi distraksinya jauh lebih banyak dan lebih besar dibanding kita kerja di kantor, karena lingkungan sekitar kita yang memang tidak sedang mengerjakan sesuatu yang sama dengan apa yang kita kerjakan. Misal saya kerja di rumah, sementara saya mengerjakan tugas dari kantor, istri saya nonton film di iFlix yang kadang saya ikutan nimbrung kalau kebetulan film yang ditonton itu seru. Atau misal saya kerja di cafe, tapi kondisi cafe tersebut tidak kondusif karena ada sekelompok mahasiswi yang ngerumpi gebetannya di kampus atau teriak marah-marah karena kakak seniornya ngelabrak doi perihal rebutan cowok.
2. Kehilangan Jatah Makan Siang dari Kantor (opsional)
Kalau ada jatah snack gratis atau bahkan makan siang gratis dari kantor, ini bisa jadi sebuah kekurangan kalau kerja remote, tapi ini tergantung bagaimana kita menyikapinya. Buat saya yang sedikit oportunis kalau jatah jajan udah habis buat beli part tamiya, makan siang gratis ini lumayan bikin pengeluaran mingguan rumah jadi lebih irit, kalau seandainya saya kerja di rumah dengan 3 kali makan, maka di rumah minimal harus ada 6 porsi makanan, misal kalau saya kerja di kantor, berarti hanya butuh 5 porsi makanan saja, lumayan kan?
3. Masih Harus Pergi ke Kantor Kalau Ada Hal Penting
Karena jarak rumah ke kantor yang hanya beberapa meter saja dan bisa pake jalan kaki, saya masih berangkat ke kantor kalau ada hal yang penting yang harus dibahas, misal bahas desain track tamiya atau bahas reformat code dari produk yang kita buat. Ya saya harus pergi ke kantor, mau gak mau, daripada mereka yang datang ke rumah.
Comments